TAUHID SEBAGAI FUNDAMENTAL FILSAFAH EKONOMI ISLAM
Abstract
Monotheism (Tauhid) is the core teachings of Islam, but also the core teachings of all religions of the Book. Prophets alternated in God sent to earth real duty to communicate the idea of Tauhid. Tauhid basis of the whole concept and activities of Muslims, whether economic, political, social and culture. The world of view which starts from the concept of God will have implications for the activities of human life in the world as a whole. There are demands that any form of formulations or economic concepts that are formulated to be maintained within the framework of the truth of Tauhid, and there is a belief also that there is a responsibility that must be followed ultimately by each economic agent of any economic activity undertaken. Truth in the monotheistic concept in economic activity by always ensuring consistent with the provisions of Allah is the real form of godly someone as a Muslim. In other words, a choice to the economically Islamically is a consequence someone (ideological reasons). Denying the principles of sharia in economic activity will lead to hypocritical (munafiqun), wickedness (mufasiqun) or even shirk (Syirik).
Tauhid adalah inti ajaran Islam, bahkan juga inti ajaran semua agama samawi. Para Nabi dan Rasul silih berganti di utus Allah ke muka bumi sesungguhnya bertugas untuk menyampaikan paham tauhid ini.Tauhid menjadi dasar seluruh konsep dan aktifitas umat Islam, baik ekonomi, politik, sosial maupun budaya.Pandangan dunia yang dimulai dari konsep ke-Tuhanan atau ke-Esa-an Tuhan akan berimplikasi kepada kegiatan kehidupan manusia didunia secara keseluruhan. Ada tuntutan bahwa apapun bentuk formulasi atau konsep ekonomi yang dirumuskan harus terjaga dalam kerangka kebenaran tauhid., dan ada keyakinan pula bahwa ada pertanggungjawaban yang harus dijalani yang pada akhirnya oleh setiap pelaku ekonomi dari setiap aktivitas ekonomi yang dilakukan. Kebenaran dalam konsep tauhid adalah mutlak milik Allah SWT.Menjalankan aktivitas ekonomi dengan senantiasa memastikan sejalan dengan ketentuan Allah SWT merupakan bentuk rill dari keberimanan seseorang sebagai seorang muslim. Dengan kata lain, pilihan (choice) untuk berekonomi secara islami adalah merupakan konsekwensi keberislaman seseorang (alasan ideologis). Mengingkari prinsip-prinsip syariah dalam beraktivitas ekonomi akan membawa pada kemunafiqan, kefasikan atau bahkan kesyirikan.
Keywords
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.24815/jped.v2i1.6648
Article Metrics
Abstract view : 0 timesPDF - 0 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2017 Jurnal Perspektif Ekonomi Darussalam
________________________________________________________
Indexed by:
___________________________________________________________
Published by:
Islamic Economics Department
Economics and Business Faculty
Syiah Kuala University
Kopelma Darussalam, Banda Aceh, Indonesia - 23111
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.