Kajian Sosiologis terhadap Perencanaan Tata Ruang Terbuka Hijau di Kota Banda Aceh
Abstract
This article aims to discuss the process of producing a new social space along the Krueng Aceh Peunayong river and Taman Sari in Banda Aceh. This article uses Lafebvre's social space production perspective with qualitative research methods. Informants are determined through the purposive sampling technique, and data collected through structured interviews. This study found that social space production in green urban space planning in Banda Aceh City follows three dialectical processes as assumed by Lefebvre's theory of social space production. First, middle to lower-class people experiences social eviction. New green urban spaces such as those on the Peunayong and Taman Sari rivers banks do not represent themselves as living spaces for all social levels. Second, policymakers have a dominant role in conceptualizing and representing new green urban spaces. Third, the image is constructed and perceived from views (visuals) and symbols (perceptual space). For the upper class, green urban spaces in Banda Aceh are a symbol of modernity and progress. For the lower class society, green open space is a representation of planned marginalization.
Abstrak
Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui proses produksi ruang sosial baru yaitu ruang terbuka hijau di bantaran sungai Krueng Aceh Peunayong dan Taman Sari di Kota Banda Aceh. Tulisan ini menggunakan frame teori produksi ruang sosial Henry Lafebvre. Penelitian ini mengikuti kerangka penelitian kualitatif. Informan ditentukan melalui teknik purposive sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara terstruktur. Penelitian ini mendapati bahwa, produksi ruang sosial dalam perencanaan ruang terbuka hijau di Kota Banda Aceh mengikuti tiga proses dialektika, sebagaimana diasumsikan oleh teori produksi ruang sosial Lefebvre. Pertama, masyarakat kelas menengah ke bawah mengalami penggusuran secara social (pembongkaran urban). Ruang terbuka hijau baru seperti di bantaran sungai Peunayong dan Taman sari tidak merepresentasikan diri sebagai ruang yang hidup bagi semua lapisan masyarakat. Kedua, pemangku kebijakan memiliki peran yang dominan dalam mengonsepsikan dan merepresentasikan ruang terbuka hijau baru. Ketiga, citra dikonstruksikan dan dipersepsikan dari tampilan (visual) dan simbol (percieved spaces). Bagi masyarakat kelas atas, ruang terbuka hijau di kota Banda Aceh dianggap simbol kemodernan dan kemajuan. Bagi masyarakat bawah, ruang terbuka hijau adalah representasi marginalisasi yang terencana.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
AJNN (2020). Merugi Selama Jualan di Lamdingin, Pedagang Ikan Kembali ke Pasar Peunayong: AJNN.
Aminah, S. (2015). Konflik dan Kontestasi Penataan Ruang Kota Surabaya. MASYARAKAT: Jurnal Sosiologi, 20 (1):59-79.
Charles. R.N (2011). Konstruksi Sosial Dalam Realitas Sosial. ASE Volume 7 Nomor 2, Mei 2011: 1 - 4
Dewan RJPS. (2017). Menerjemahkan-ulang Konsep Ruang dan Urbanisme. Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 4 No. 1
Evers, H. D., & Korff, R. (2002). Urbanisme di Asia Tenggara: Makna dan Kekuasaan dalam Ruang-Ruang Sosial. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Idrus, M. (2009). Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta: PT. Gelora Aksara.
Lefebvre, Henri . (1901-1991). State, Space, World: Selected Essays. London: Universitas of Minnesota
Miles, Mathew B., dan Huberman. A. Michael, ( 1994). An Expanded Sourcebook: Qualitative Data Analysis. London: Sage
P2KH Kota Banda Aceh. (2012). Masterplan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Banda Aceh 2029. Banda Aceh: PEMKOT.
Pemkot Banda Aceh. (2019) WalikotaLaunching Ponten Café Peunayong. Banda Aceh: Banda Aceh.go.id
Portalsatu. (2017). Banda Aceh Kini Bersolek Menjadi Bustanussalatin. Banda Aceh: Portalsatu.com
Rahmad, Irhamni, & Yulianti, C. S. (2017). Peran Taman Sari Sebagai Pembentuk Estetika Kota Banda Aceh. Serambi Engineering, ISSN: 2528-3561
Ritzer, G. (2018). Teori Sosiologi Modern Edisi Ketujuh. Depok: Prenamedia Group
Rustiadi, E., Saefulhakim, S., & Panuju, D. (2009). Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Safriana, D (2016). Perencanaan Kawasan Hijau : Studi Kasus Peunayong Banda Aceh. Seminar Nasional Sains dan Teknologi Lingkungan II, e-ISSN: 2541-3880
Serambinews. (2019). Rp 2,8 Miliar Untuk Taman Kota. Aceh.
DOI: https://doi.org/10.24815/jsu.v14i2.20701
Article Metrics
Abstract view : 0 timesPDF - 0 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2021 Khairulyadi Khairulyadi, Bukhari Bukhari, Cut Raisa Maulida
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
.........................................................................................................................................................................................
REDAKSI JURNAL SOSIOLOGI USK (MEDIA PEMIKIRAN & APLIKASI): Gedung Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Syiah Kuala, Jln. Tgk Tanoh Abee, Darussalam Banda Aceh, Aceh 23111.Telp. (0651)7555267. eMail: sosiologi.fisip@usk.ac.id
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional.