Dekonstruksi Makna Memakai “Boh Gaca” (Memakai Inai) Pada Masyarakat Aceh Dalam Kajian Jaques Derrida

Marini Kristina Situmeang

Abstract


Budaya bukan merupakan suatu konsep yang statis, tetapi justru sangat dinamis. Oleh karenanya, banyak cara yang saat ini dapat dilakukan untuk kembali memahami makna-makna yang terkandung dalam suatu budaya sesuai dengan realita saat ini. Makna adalah produk dari suatu perbedaan tanda yang terkait dengan tanda-tanda lain. Makna bukan sesuatu yang terberi, melainkan konstruksi budaya dan produksi tanda-tanda secara sosial. Artinya, apabila ada perubahan sosial budaya, maka makna akan berubah sesuai dengan kepentingan para pemakna secara interpretatif. Dekonstruksi dalam hal ini oleh penulis merupakan pembongkaran terhadap budaya serta makna “boh gaca” (memakai inai) dengan cara membaca kehidupan yang orisinil. Pemaknaan baru yang dimunculkan adalah makna yang dibaca kembali berdasarkan eksistensi yang nyata dan sesuai dengan fakta yang mengalami perubahan secara terus- menerus. Menganalisis sebab terjadinya dekonstruksi makna memakai Boh Gaca, mengacu  pada  pandangan  Derrida  yang  memandang  (mengabstraksikan)  realitas sebagai realitas ciptaan (produksi, konstruksi) atau diciptakan kembali (reproduksi, rekonstruksi).  Dalam  istilah  “dekonstruksi”  realitas  itu  adalah  suatu  konstruksi realitas  baru  sebagai  hasil  dari  konstruksi  realitas  sebelumnya  yang  telah  di dekonstruksi. Kajian yang dilakukan dengan menggunakan metode library ini merupakan kajian Dekonstruksi yang terjadi atas makna memakai boh gaca melalui pembacaan ulang atas teks budaya yang disebabkan oleh fenomena. Fenomena pemakaian boh gaca saat ini telah menggeser makna filosofis boh gaca menjadi alat ekonomi melalui pengembangan budaya tata rias.

 

Kata kunci: Dekonstruksi, Makna, Boh Gaca

Full Text:

PDF

References


Abdulllah, Irwan. 2006. Studi Tubuh, Nalar dan Masyarakat: Perspektif Antropologi. Yogyakarta: Tici Press

Barry, Peter. 2010. Pengantar Komprehensif Teori Sastra dan Budaya: Beginning Theory. Yogyakarta: Jalasutra

Caputo, John D. 1987. Radical Hermeneutics. London: Routledge & Kegan Paul Eco, Umberto. 2009. Teori

Semiotika Signifikasi Komunikasi, Teori Kode, Serta Teori Produksi-Tanda. Bantul: Kreasi Wacana

Lubis, Lusiana Andriana. 2005. Pengantar Komunikasi

Lintas Budaya. Medan: Fisip USU

Lubis, Akhyar Yusuf. 2014. POSTMODERNISME: Teori dan Metode. Jakarta: Rajawali Pers

Piliang Amir, Yasraf. 2003. Hipersemiotika: Tafsir

Cultural Studies atas Matinya Makna. Yogyakarta: Jalasutra

Pitana, I Gde. 2010. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit Andi

Subiyantro, 2011. Pengembangan Keterampilan Membaca Cepat. Yogyakarta: Graha Ilmu

Syamsuddin, T Dkk. 1977. Adat Istiadat Daerah Propinsi Daerah Istimewa Aceh. Aceh: Penelitian Kebudayaan Daerah


Article Metrics

Abstract view : 0 times
PDF - 0 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2016 Marini Kristina Situmeang

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

INDEXED BY: 

.........................................................................................................................................................................................

 

REDAKSI JURNAL SOSIOLOGI USK (MEDIA PEMIKIRAN & APLIKASI): Gedung Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,  Universitas Syiah Kuala, Jln. Tgk Tanoh Abee, Darussalam Banda Aceh, Aceh 23111.Telp. (0651)7555267. eMail: sosiologi.fisip@usk.ac.id

 

Lisensi Creative Commons
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional.