Keanekaragaman dan Kelimpahan Fitoplankton di Perairan Teluk Kupang, Nusa Tenggara Timur

Hernur Yoga Priyambodo; Made Santiari; Gede Arya Wiguna

doi:10.24815/jbe.v16i1.38246

Keanekaragaman dan Kelimpahan Fitoplankton di Perairan Teluk Kupang, Nusa Tenggara Timur

Hernur Yoga Priyambodo, Made Santiari, Gede Arya Wiguna

Abstract

Fitoplankton merupakan organisme autotrof yang hidup di dalam perairan. Siklus hidupnya yang pendek memungkinkan Fitoplankton digunakan sebagai bioindikator lingkungan. Oleh karena dengan sifat tersebut Fitoplankton dapat digunakan untuk mengetahui keadaan ekosistem teluk Kupang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling untuk menyesuaikan tempat pengambilan sampel. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Fitoplankton teluk Kupang memiliki kelimpahan fitoplankton berkisar antara 76,19 sel/m³, 52,38 dan 85,71 yang tergolong rendah. Nilai indeks keanekaragaman tergolong sedang yaitu 2,27; 1,72 dan 1,52 yang menunjukkan keanekaragaman sedang. Nilai keanekaragaman yang sedang menunjukkan perairan pada teluk Kupang sedikit terganggu ekosistemnya. Nilai indeks dominansi 0,12; 0,19 dan 0,29 yang menunjukkan dominansi rendah dan nilai indeks kemerataan 0,86; 0,65 dan 0,58 yang artinya kemerataannya tinggi sampai sedang.

Keywords

Biodiversitas, Teluk Kupang, Kelimpahan, Keanekaragaman

Full Text:

PDF Online (Bahasa Indonesia)

References

Anastasya, V. (2021). Keterkaitan faktor fisika kimia lingkungan perairan dengan struktur komunitas fitoplankton di perairan Pulau Pasaran, Lampung [Skripsi, Universitas Sriwijaya]. https://repository.unsri.ac.id/51800/3/RAMA_54241_08051281722065_0005017602_0012057905_01_front_ref.pdf

Basmi, J. (1995). Planktonologi: Produksi Primer. Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor.

Bessie, D. M., Schaduw, J. N., Reppie, E., & Lasut, M. T. (2013). Community structure of mangrove at Marine Tourism Park of Kupang Bay, East Nusa Tenggara. Aquatic Science & Management, 1, 3–9. https://doi.org/10.35800/jasm.0.0.2013.2270

Boikh, L. I., Siregar, J. S. M., & Maharani, M. (2023). Peran kelompok masyarakat ”Pantai Nunsui” dalam keberlanjutan pengelolaan wilayah Pesisir Taman Wisata Alam Laut (TWAL) Teluk Kupang. Techno-Fish, 7(1), 37–49. https://ejournal.unitomo.ac.id/index.php/perikanan/article/view/6229

Cahyani, L. E., Irma, K., & Haumahu, S. (2023). Pengaruh perubahan gradien suhu dan salinitas terhadap struktur komunitas fitoplankton di perairan Teluk Ambon. Jurnal Kelautan Tropis, 26(3), 543–553. https://doi.org/10.14710/jkt.v26i3.19817

Desrosiers, C., Leflaive, J., Eulin, A., & Ten-Hage, L. (2013). Bioindicators in marine waters: Benthic diatoms as a tool to assess water quality from eutrophic to oligotrophic coastal ecosystems. Ecological Indicators, 32, 25–34. https://doi.org/10.1016/j.ecolind.2013.02.021

Effendi, H. (2001). ‪Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan‬. Kanisius. https://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/79927

George, B., Kumar, J. N., & Kumar, R. N. (2012). Study on the influence of hydro-chemical parameters on phytoplankton distribution along Tapi estuarine area of Gulf of Khambhat, India. The Egyptian Journal of Aquatic Research, 38(3), 157–170. https://doi.org/10.1016/j.ejar.2012.12.010

Gurning, L. F. P., Nuraini, R. a. T., & Suryono, S. (2020). Kelimpahan Fitoplankton Penyebab Harmful Algal Bloom di Perairan Desa Bedono, Demak. Journal of Marine Research, 9(3), 251–260. https://doi.org/10.14710/jmr.v9i3.27483

Hasani, Q., Adiwilaga, E. M., & Pratiwi, N. T. M. (2013). The relationship between the Harmful Algal Blooms (HABs) phenomenon with nutrients at shrimp farms and fish cage culture sites in Pesawaran district Lampung Bay. MAKARA of Science Series, 16(3). https://doi.org/10.7454/mss.v16i3.1480

Magurran, A. E. (1988). Ecological diversity and its measurement. In Springer eBooks. https://doi.org/10.1007/978-94-015-7358-0

Michael, P. A. (1995). Metode ekologi untuk penyelidikan lapangan dan laboratorium = Ecological methods for field and laboratory investigations. Universitas Indonesia Library. https://lib.ui.ac.id/detail?id=10152

Nahak, P. G., Bria, M., & Mauta, M. C. (2018). Studi penanganan kerusakan pantai di kawasan wisata pesisir Teluk Kupang. JUTEKS Jurnal Teknik Sipil, 3(2), 301–308. https://doi.org/10.32511/juteks.v3i2.284

Odum, E. P., Srigandono, B., & Samingan, T. (1998). Dasar-Dasar Ekologi. Gadjah Mada University Press.

Pirzan, A. M., & Pong-Masak, P. R. (2008). Relationship between phytoplankton diversity and water quality of Bauluang Island in Takalar Regency, South Sulawesi. Biodiversitas Journal of Biological Diversity, 9(3), 217–221. https://doi.org/10.13057/biodiv/d090314

Pizan, A. M., Utojo, U., Atmomarsono, M., Tjaronge, M., Tangko, A. M., & Hasnawi, H. (2005). Potensi lahan budi daya tambak dan laut di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia, 11(5), 43–50. https://doi.org/10.15578/jppi.11.5.2005.43-50

Rahma, Y. A., Wihelmina, G., Sugireng, S., & Ardiyati, T. (2020). Microalgae diversities in different depths of Sendang Biru Beach, Malang East Java. Biotropika Journal of Tropical Biology, 8(3), 135–142. https://doi.org/10.21776/ub.biotropika.2020.008.03.01

Ramadansur, R., & Dinata, M. (2021). Kemelimpahan fitoplankton sebagai bioindikator dan status trofik di aliran Sungai Siak Pekanbaru. Bio-Lectura Jurnal Pendidikan Biologi, 8(1), 57–70. https://doi.org/10.31849/bl.v8i1.6568

Rasyid, M. R., Stefanus, K. Y., & Udju, H. R. (2023). Pengaturan zonasi dan pengelolaan pesisir Laut Teluk Kupang dan implikasinya terhadap pembangunan di Kota Kupang. Jurnal Ilmu Hukum Dan Sosial, 1(4), 135–146. https://doi.org/10.51903/hakim.v1i4.1451

Reynolds, C. S., Tundisi, J. G., & Hino, K. (1984). Observation on a meta limnetic phytoplankton population in a stably stratified tropical lake. Archiv Für Hydrobiologie, 97, 7–17.

Rosiana, R. (2021). Biodiversitas fitoplankton yang berpotensi menyebabkan harmful algae blooms (HABs) di Teluk Gerupuk [Skripsi, Universitas Islam Negeri Mataram]. https://etheses.uinmataram.ac.id/906/1/Rosiana%201501040573.pdf

Rusydi, Ihwan, & Suaedin. (2015). Struktur dan kepadatan vegetasi mangrove di Teluk Kupang. Jurnal Segara, 11(2), 47–56. https://doi.org/10.15578/segara.v11i2.9091

Samudera, L. N. G., Widianingsih, W., & Suryono, S. (2021). Struktur komunitas fitoplankton dan parameter kualitas air di perairan Paciran, Lamongan. Journal of Marine Research, 10(4), 493–500. https://doi.org/10.14710/jmr.v10i4.31663

Shabrina, F. N., Saptarini, D., & Setiawan, E. (2021). Struktur komunitas plankton di pesisir utara Kabupaten Tuban. Jurnal Sains Dan Seni ITS, 9(2), 2337–3520. https://doi.org/10.12962/j23373520.v9i2.55150

Shadrin, N. V., Anufriieva, E. V., Belyakov, V. P., & Bazhora, A. I. (2017). Chironomidae larvae in hypersaline waters of the Crimea: diversity, distribution, abundance and production. The European Zoological Journal, 84(1), 61–72. https://doi.org/10.1080/11250003.2016.1273974

Sunda, W. G. (2012). Feedback interactions between trace metal nutrients and phytoplankton in the ocean. Frontiers in Microbiology, 3, 204. https://doi.org/10.3389/fmicb.2012.00204

Supriharyono. (2000). Pelestarian dan pengelolaan sumber daya alam di wilayah pesisir tropis. In Gramedia Pustaka Utama eBooks. http://ci.nii.ac.jp/ncid/BB16750827

Tanimura, Y., Shimada, C., & Iwai, M. (n.d.). Modern distribution of thalassionema species (Bacillariophyceae) in the Pacific Ocean. Bulletin of the National Museum of Nature and Science Series C (Geology & Paleontology), 33, 27–51. https://www.kahaku.go.jp/research/publication/geology/download/33/BNMNS_C3303.pdf

Tilli, A. M., Aminu, M., Keta, J. N., Kalgo, A. S., Imonikhe, M. A., Ayobami, A. O., & Shagamu, A. M. (2021). Physicochemical properties and diversity of microalgae in Dukku River, birnin Kebbi, Kebbi State, Nigeria. International Journal of Scientific Research in Biological Sciences, 9(2), 53–57. https://www.isroset.org/journal/IJSRBS/full_paper_view.php?paper_id=2768

Wijayanti, K. A. N., Murwantoko, M., & Istiqomah, I. (2021). Struktur komunitas plankton pada air kolam ikan lele yang berbeda warna. Jurnal Perikanan Universitas Gadjah Mada, 23(1), 45–54. https://doi.org/10.22146/jfs.62733

DOI: https://doi.org/10.24815/jbe.v16i1.38246