Gambaran tingkat pengetahuan tenaga kesehatan terhadap stunting di Kecamatan Mutiara Timur Kabupaten Pidie

Muliagus Rimbana Chekmat, Maryatun Hasan, Dedy Syahrizal, Husnah Husnah, Herlina Dimiati

Abstract


Abstrak. Pengetahuan tenaga kesehatan terhadap stunting merupakan hal penting dalam penanganan stunting, dikarenakan pengetahuan yang baik mengenai hal tersebut sangat dibutuhkan untuk melakukan edukasi dan intervensi kepada masyarakat di suatu kawasan yang mengalami stunting. Aceh merupakan provinsi dengan prevalensi stunting tertinggi pada anak usia dibawah 2 tahun dan prevalensi tertinggi ke-3 pada usia balita. Banyak cara yang dapat diupayakan untuk mencegah stunting, yang salah satunya yaitu melalui peningkatan tingkat pengetahuan dan pemahaman tenaga kesehatan terkait stunting. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dengan merekrut responden yang memenuhi kriteria inklusi untuk mengisi kuesioner yang dikembangkan oleh tim peneliti yang telah melewati uji validitas dan uji reliabilitas. Sampel yang dikumpulkan menggunakan metode non-probability sampling dengan jenis total sampling.Penelitian ini melibatkan 111 tenaga kesehatan sebagai sampel dimana 50 responden (45%) memiliki pengetahuan buruk, 46 responden (41,5%) memiliki pengetahuan cukup, dan 15 responden (13,5%) memiliki pengetahuan baik. Tingkat pendidikan terbanyak yaitu D3 Kebidanan  sebanyak 51 responden (45.9%) dengan sebagian besar memiliki pengetahuan cukup sebanyak 22 responden dan lama kerja terbanyak yaitu 0-10 tahun sebanyak 60 responden (54,1%) dengan memiliki pengetahuan cukup dan pengetahuan buruk sebanyak 27 responden. Sebagian besar responden memperoleh informasi mengenai stunting melalui internet sebanyak 68 responden dengan pengetahuan buruk sebanyak 29 responden.  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan tenaga kesehatan terhadap stunting di Kecamatan Mutiara Timur Kabupaten Pidie sebagian besar masih memiliki tingkat pengetahuan buruk yaitu sebanyak 50 responden (45%).

 

Kata Kunci: Stunting, Tenaga Kesehatan, Pengetahuan

 

Abstract. Knowledge of health workers towards stunting is important in handling stunting because a good knowledge of health workers is needed to educate the public and intervene in communities in an area that have experienced stunting. Aceh is a province that has the highest prevalence of stunting at under 2 years and the 3rd highest prevalence at toddlers. There are many ways that can be attempted to prevent stunting, one of which is through increasing the level of knowledge and understanding of health workers regarding stunting. This Research is descriptive research, by recruiting respondents who meet the inclusion criteria to fill out a questionnaire developed by the research team that has passed the validity and reliability tests. Samples were collected using the non-probability sampling method with total sampling. This research involved 111 health workers as a sample where 50 respondents (45%) had poor knowledge, 46 respondents (41,5%) had enough knowledge, and 15 respondents (13,5%) had good knowledge. The Highest level of education is D3 Midwifery with 51 respondents (45.9%) with most having sufficient knowledge of 25 respondents and the most length of work is 0-10 years with 60 respondents (54.1%) having sufficient knowledge and poor knowledge totaling 27 respondents. Most of the respondents obtained information about Stunting through the internet as many as 69 respondents with poor knowledge of 29 respondents. The results of this research indicate that the level of knowledge of health workers towards Stunting in Mutiara Timur District, Pidie Regency is mostly bad knowledge as many as 50 respondents (45%).

 

Keywords: Stunting, Health Workers, Knowledge


References


Daftar Pustaka

Armiati, Usman, Abidin. Factors that Influence the Ability of Health Care Community to Implementation of the Coverage of Health Promotion Program In Parepare. 2019;1(1):104–14.

UNICEF, WHO, World Bank Group. Levels And Trends In Child Malnutrition. 2017.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenkes RI. Hasil Utama Riskesdas 2018. Jakarta: 2018.

Kalundang D, Mayulu N, Mamuaja C. Analisis faktor faktor yang berhubungan dengan keberhasilan tenaga pelaksanaan gizi dalam melaksanakan tugas program gizi di Puskesmas Kota Manado. 2017;44–64.

BPS RI. Labor Force Situation In Indonesia February 2019. 2019.

Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT Rineka Cipta; 2014.

Mogre V, Yakubu A, Fuseini M, Amalba A, Aguree S. Nurses’ knowledge and attitudes regarding malnutrition in children and its management in Ghana. Curationis 2017;40(1):1–8.

Putri AJ. Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Tenaga Pelaksana Gizi Puskesmas Tentang Penilaian Status Gizi Anak Balita Di Kabupaten Aceh Tamiang. 2015;

Makhdoom S, Mohammad S, Malik LA, Malik SA. To Assess the Knowledge, Attitude and Practice Regarding 1000 Day Nutrition Among Health Care Physicians of Tertiary Care Hospitals in Peshawar. 2016;9(3):1–5.

Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (Stunting). 2018;1–86.

de Onis M, Branca F. Childhood stunting: A global perspective. Maternal Child Nutrition 2016;12:12–26.

Vandenplas Y, Badriul H, Basrowi RW. Breastfeeding is Best. World Nutrition Journal 2019;2(2):3–4.

Khasanah DP, Hadi H, Paramashanti BA. Waktu pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) berhubungan dengan kejadian stunting anak usia 6-23 bulan di Kecamatan Sedayu. Jurnal Gizi dan Diet Indonesia 2016;4(2):105.

Departemen Kesehatan RI. Pola Makan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI). 2000;

Millward DJ. Nutrition, infection and stunting: the roles of deficiencies of individual nutrients and foods, and of inflammation, as determinants of reduced linear growth of children. Nutr Res Rev 2017;30(01):50–72.

Fatimah NSH, Wirjatmadi B. Tingkat Kecukupan Vitamin a, Seng Dan Zat Besi Serta Frekuensi Infeksi Pada Balita Stunting Dan Non Stunting. Media Gizi Indones 2018;13(2):168.

Azriful, Emmi Bujawati, Habibi, Syahratul Aeni Y. Determinan Kejadian Stunting Pada Balita. 2018;VIII(1):192–203.

Sinatrya AK, Muniroh L. Hubungan Faktor Water, Sanitation, and Hygiene (WASH) dengan Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Kotakulon, Kabupaten Bondowoso. Amerta Nutr 2019;3(3):164.

Bentian I, Mayulu N, Rattu AJM. Faktor Resiko Terjadinya Stunting pada Anak TK di Wilayah Kerja Puskesmas Siloam Tamako Kabupaten Sangihe Propinsi Sulawesi Utara. Jikmu [Internet] 2015;5(1):1–7. Available from: http://download.portal garuda.org/

Kementerian PPN/ Bappenas. Pedoman Pelaksanaan Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi di Kabupaten/ Kota [Internet]. 2018. Available from: www.wapresri.go.id

Khoeroh H, Indriyanti D. Evaluasi Penatalaksanaan Gizi Balita Stunting Di Wilayah Kerja Puskesmas Sirampog. Unnes Journal Public Health 2015;4(1):54–60.

Liem S, Panggabean H, Farady RM. Persepsi Sosial Tentang Stunting Di Kabupaten Tangerang. Jurnal Ekologi Kesehatan Vol 18 No 1 2019;37–47.

Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. 100 Kabupaten/Kota Prioritas Untuk Intervensi Anak Stunting. 2017.


Full Text: PDF

DOI: 10.24815/jks.v22i4.29374

Refbacks

  • There are currently no refbacks.