Konsepsi Pidana Hudud dalam Qanun Jinayat Aceh-Indonesia dan Brunei Darussalam

Aharis Mabrur, Rusjdi Ali Muhammad, Mohd. Din

Abstract


ABSTRAK: Sekalipun berakar pada budaya Melayu Islam-Sunni Syafi'iyah namun hudud yang dirumuskan dalam Qanun Aceh dan Brunei terindikasi berbeda, padahal secara konseptual dikenal sebagai perkara qath’i, sehingga menarik untuk mengetahui bagaimana sesungguh-nya konsepsi, implikasi, serta hal-hal yang memengaruhi konsepsinya. Hasil penelitian yuridis-normatif ini menunjukkan: meski memperlihatkan “benang merah” dengan fikih klasik namun secara keseluruhan QJA membentuk konsepsi hudud yang lebih moderat dan khas Aceh-Indonesia sehingga berbeda dibandingkan KHJB yang secara murni mere-presentasikan Syafi’iyah; perbedaan konsepsi berimplikasi pada bercampurnya pidana hudud dan ta’zir dalam konteks pemberatan pidana hudud dalam QJA; dan perbedaan konsepsi dipengaruhi oleh paradigma legislasi hukum Islam. Disarankan pidana hudud dalam QJA disusun lebih komprehensif-sistematis sesuai klasifikasinya; untuk menghindari bercampurnya hudud dan ta’zir dalam formulasi ketentuan pidana, Aceh perlu melihat perbandingan “dua stelsel ketentuan pidana” dalam KHJB; dan sebagai the living law wajar sekiranya mazhab Syafi’i diprioritaskan, tetapi mesti tetap mengedepankan relevansi, tanpa mengekang kreatifitas pemikiran.

 

Hudud Conception in Islamic Criminal Canon of Aceh-Indonesia and Brunei Darussalam

 

ABSTRACT: Although derive from Malay Islam-Sunni Shafeites, the hudud in Islamic Criminal Canon of Aceh and Brunei is indicated to be worded differently, whereas conceptually is known as a “definitive matter”, so it’s interesting to find out how the actual conception is, its implications, as well as things impacting. This normative legal research shows: although showing "red thread" with classical fiqh thought but overall it seems to be more moderate and suit generic of Aceh-Indonesia, so substantively different from KHJB that is purely represent Shafeite thought; the conception has implication on the mixing of hudud and ta’zir in the hudud criminal weighting context of QJA; and the both conceptions is interfered by the existence of paradigm of Islamic law legislation. It is recommended that the substance of QJA is arranged comprehensively and systematically based on its classification; to avoid the mixing of hudud and ta'zir in the crimes wording of hudud, the QJA could find the comparison of a “two-criminal law formulation” in KHJB; and as the living law it is alright that the fiqh of Shafi’i is prevailed in Islamic law process but by persist to prioritize the relevant aspect and without limiting the thought creativity.

Keywords


hudud; qanun jinayat; islamic criminal canon; aceh; brunei darussalam.

Full Text:

PDF

References


Abdul Hadi Muthohhar, Pengaruh Mazhab Syafi.i di Asia Tenggara: Fiqh dalam Peraturan Perundang-undangan tentang Perkawinan di Indonesia, Brunei, dan Malaysia, CV. Aneka Ilmu, Semarang.

Abdurrahman al-Jaziry, 2003, Kitab al-Fiqh ‘ala al-Mazahib al-Arba’ah, Juz V, Dar al-Kutub al-‘Ilmiah, Beirut-Libanon.

Ahmad Hanafi, 1993, Asas-Asas Hukum Pidana Islam, PT Bulan Bintang, Cet. V, Jakarta.

Ahmad Wardi Muslich, 2005, Hukum Pidana Islam, Sinar Grafika, Jakarta.

Ahmad Serwat, 2001, Seri Fiqih dan Kehidupan (16): Jinayat, Du Publisihing, Cet. I, Jakarta.

Ali Yafie, 1994, Menggagas Fiqh Sosial, Mizan, Bandung.

Antara, 2009, “Pakar Hukum: Qanun Jinayat Agar Dibahas Ulang”, 26 Oktober, htttp://m.antara-news.com/berita/159316/pakar-hukum-qanun-jinayat-agar-dibahas-ulang, diakses 21 Mei 2016.

Azme bin Haji Matali, 2015, Islam Wasatiyyah: Pengalaman Negara Brunei Darussalam, Seminar Internasional Wasatiyah Islam on Southeast Asia, 13 Juni.

BBC News, 2014, “Brunei Introduces Tough Islamic Penal Code”, tanggal 30 Oktober 2014, http://www.bbc.com/news/world-asia-27216798, diakses pada 21 Mei 2016.

Hasan Basri, 2011, Kedudukan Syariat Islam Di Aceh dalam Sistem Hukum Indonesia, Kanun Jurnal Ilmu Hukum, No. 55 Edisi Desember.

Hooker, M.B., Introduction: Islamic Law in South-east Asia, Australian Journal of Asian Law, Vol. IV.

Ibnul Humam, tt, Syarh Fath al-Qadir, Juz IV, Dar al-Kutub al-Ilmiyah.

Ibrahim Hosen, 1991, Ijtihad dalam Sorotan, Mizan, Bandung.

ICJR, 2015, “ICJR dan Solidaritas Perempuan Ajukan Hak Uji Materil Qanun Aceh No.6/2014 ke Mahkamah Agung”, tanggal 22 Oktober 2015, http://icjr.or.id/icjr-dan-solidaritas-perempuan-ajukan-hak-uji-materil-qanun-jinayat-aceh-ke-mahkamah-agung/, diakses pada 19 Mei 2016.

Kamarusdiana, 2016, Qânûn Jinâyat Aceh dalam Perspektif Negara Hukum Indonesia, Jurnal Ahkam, Vol. XVI, No. 2, Juli.

Peter Mahmud Marzuki, 2011, Penelitian Hukum, Cet. XI, Kencana, Jakarta.

Samsudin Aziz, 2014, Kanunisasi Fikih Jinayat Kontemporer (Studi Materi Muatan Qanun Jinayat Aceh dan Brunei Darussalam), Jurnal Pemikiran Hukum Islam Al-Ahkam, No.2 Vol. 24.

Sunarjati Hartono, 1988, Kapita Selekta Perbandingan Hukum, PT Citra Aditya Bakti, Bandung.

The Brunei Times Online, 2014, “Syariah Penal Code Order Declaration Ceremony”, tanggal 30 April 2014, http://www.bt.com.bn/frontpage-bookmarks-news-national/2014/04/30/syariah-penal-code-order-declaration-ceremony-april-30, diakses pada 11 Desember 2015.

World Health Organisation, 2002, World Report on Violence and Health WHO 2002, Chapter 6.

Yusuf Qardhawi, 1995, Ijtihad Kontemporer, Kode Etik dan Berbagai Penyimpangan, Risalah Gusti, Surabaya.

Peraturan Perundang-undangan

Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Undang-Undang No. 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh.

Qanun Aceh No. 6 Tahun 2014 tentang Hukum Jinayat.

Constitution of Brunei Darussalam (Dokumen Perlembagaan Negara Brunei Darussalam).

Syariah Penal Code Order, 2013 (Perintah Kanun Hukuman Jenayah Syariah, 2013.)


Article Metrics

Abstract view : 0 times
PDF - 0 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Kanun: Jurnal Ilmu Hukum
P-ISSN 2549-3132
E-ISSN 2549-3167
Published by Faculty of LawUniversitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Indonesia